Kandungan Unsur Hara Pupuk Organik Cair Kotoran Sapi dengan Penambahan Gulma Pakisan (Nephrolepis biserrata)

Penulis

  • Toto Suryanto Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi
  • Vira Irma Sari Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi
  • Adam Masruhan Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi

Abstrak

Kotoran sapi dan pakisan (Nephrolepis biserrata) apabila didekomposisikan dengan mikroorganisme dapat dijadikan sebagai pupuk organik cair. Pupuk organik cair memiliki kelebihan yaitu menyuburkan tanah, menambah bahan organik, memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, serta menambah unsur hara pada tanaman. Kotoran sapi dan pakisan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair karena mudah didapatkan dan ketersediannya banyak, serta dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara pada tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan pupuk organik cair, mendapatkan alternatif bahan organik pupuk yaitu dari gulma pakisan, dan mengetahui kandungan unsur hara tertinggi pada pupuk organik cair dari limbah gulma pakisan dengan kotoran sapi. Penelitian ini dilaksanakan selama 8 bulan mulai Januari sampai Agustus 2022 di Kebun Percobaan 2 Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi, Bekasi. Analisis kandungan unsur hara dilakukan di Laboratorium Insitut Pertanian Bogor (IPB). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, dengan menguji 5 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang diuji adalah P0 (kotoran sapi), P1 (1 kg kotoran sapi + 0,25 kg gulma pakisan), P2 (1 kg kotoran sapi + 0,5 kg gulma pakisan), P3 (1 kg kotoran sapi + 0,75 kg gulma pakisan) dan P4 (1 kg kotoran sapi + 1 kg gulma pakisan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kotoran sapi dan pakisan dapat dijadikan bahan alternatif pembuatan pupuk organik cair. Kandungan unsur hara tertinggi terdapat pada perlakuan 1 kg kotoran sapi + 1 kg pakisan, dengan nilai N sebesar 0,05%, P 0,01%, K 0,20% dan rasio C/N 2,20%.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Diterbitkan

2023-03-29