Analisis Tingkat Kematangan Kompos Campuran Limbah Padat Kelapa Sawit dengan Penambahan Bioaktivator
Kata Kunci:
Dekomposer, Fiber, Fisika-Kimia, Limbah Cair, Pelepah.Abstrak
Perkebunan Kelapa Sawit memiliki berbagai jenis limbah padat dan limbah cair. Limbah padat yang dihasilkan berupa pelepah dan fiber, sedangkan limbah cair adalah limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS). Jumlah limbah yang berlimpah memiliki potensi terjadinya penumpukan limbah. Pengomposan limbah padat merupakan salah satu alternatif solusi untuk meningkatkan nilai tambah dari limbah sehingga dapat dimanfaatkan kembali. Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan dua aktivator komersil serta limbah cair pabrik kelapa sawit terhadap tingkat kematangan kompos campuran pelepah dan fiber. Metoda penelitian dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap dengan lima perlakuan, yaitu : PM1 (50% pelepah + 50% fiber + kotoran sapi + Aktivator A); PM2 (50% pelepah + 50% fiber + kotoran sapi + Aktivator B); PM3 (50% pelepah + 50% fiber + kotoran sapi + LCPKS); PM4 (50% pelepah + 50% fiber + Aktivator B); PM5 (50% pelepah + 50% fiber + LCPKS). Parameter pengamatan, yaitu pengukuran suhu, pH, konduktivitas, dan kandungan kimia kompos, jumlah mikroba selulolitik dan kandungan hemiselulosa dan selulosa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu pada setiap perlakuan berpengaruh nyata pada Minggu ke-1. Pada akhir pengamatan suhu tertinggi tertinggi terdapat pada PM1 yaitu 27.630C dan terendah pada PM4 yaitu 27,34. pH tertinggi terdapat pada perlakuan PM3 (8,7) dan terendah pada PM2 (5,16). Nilai konduktivitas tertinggi terdapat pada perlakuan PM2 (1,40 mS.cm-1) dan terendah PM5 (0,26 mS.cm-1). Nilai C/N rasio tertinggi PM4 adalah 13,98 dan terendah PM3 yaitu 8. Perlu dilakukan pengujian lebih lanjut pemanfaatan kompos sebagai media tanam dan sebagai bahan pembenah tanah.