Aplikasi Mikoriza Arbuskula dan Frekuensi Penyiraman terhadap Pertumbuhan Bibit Tebu (Saccharum oficinarum) Single Bud
Kata Kunci:
Air, mikoriza, bibit, satu tunasAbstrak
Perkebunan tebu seringkali berada pada lahan tegalan dengan sumber air irigasi yang rendah dan mendapatkan sumber air dari curah hujan. Mikoriza memiliki fungsi dalam meningkatkan penyerapan air dan sangat efektif digunakan pada lahan yang kering. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui frekuensi penyiraman dan dosis mikoriza terbaik untuk pertumbuhan bibit tebu single bud. Penelitian dilaksanakan di Kebun Penelitian KUD Ngajum yang terletak di Desa Plaosan kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang, Propinsi Jawa Timur. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2013. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap atau Completely Randomized Design (CRD), terdiri atas dua faktor. Faktor pertama adalah dosis mikoriza terdiri atas 4 aras yaitu : tanpa mikoriza (M0), 10 g/tanaman (M1), 30 g/tanaman (M2), 50 g/tanaman (M3). Faktor kedua adalah frekuensi penyiraman terdiri atas empat aras yaitu: satu hari sekali (F1), dua hari sekali (F2), tiga hari sekali (F3), empat hari sekali (F4). Aplikasi mikoriza 10 gram, 30 gram dan 50 gram memberikan pengaruh yang sama pada seluruh parameter pertumbuhan bibit tebu kecuali jumlah anakan, luas daun dan persentase infeksi mikoriza. Frekuensi penyiraman 2 hari sekali memberikan hasil yang baik pada parameter berat kering tanaman. Kombinasi perlakuan dosis mikoriza 50 gram dengan frekuensi penyiraman 2 hari sekali memberikan pengaruh yang baik terhadap luas daun sedangkan kombinasi perlakuan 10 gram mikoriza dan penyiraman 4 hari sekali dan dosis mikoriza 30 gram dengan frekuensi penyiraman 3 hari sekali memberikan pengaruh yang baik terhadap persentase infeksi mikoriza.